Semenjak aktifnya Gunung Marapi yang ada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar telah memberikan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat yang berdomisili di sekitarnya.
Salah satunya di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumbar yang menjadi salah satu daerah paling terdampak dari aktivitas Gunung Marapi seperti terjadinya Banjir Lahar Dingin pada Mei 2024 lalu yang merusak pemukiman warga.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di wilayah bencana, dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Baiturrahmah dan dosen dari Universitas Andalas melakukan kolaborasi untuk menghibahkan alat mesin penggiling tebu dan alat deteksi abu merapi kepada masyarakat Nagari Bukik Batabuah.
Bantuan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi ekonomi dan memantau bahaya abu vulkanik yang kerap mengancam wilayah tersebut.
Dalam acara serah terima yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 November 2024, para dosen dari kedua universitas turut hadir bersama wali nagari setempat dan warga Nagari Bukik Batabuah.
Mereka memperkenalkan kedua alat ini, yaitu mesin penggiling tebu yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi gula tebu lokal serta alat deteksi abu merapi yang dirancang untuk memantau kualitas udara dan keberadaan abu vulkanik. Selain acara serah terima, juga dilakukan penyuluhan kesehatan terkait dampak abu Merapi, penyuluhan dan pemeriksaaan kesehatan gigi dan mulut.
Ketua pelaksana dari Universitas Baiturrahmah, drg Abu Bakar, M.Med.Ed, Ph.D, menjelaskan bahwa mesin penggiling tebu ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas warga dan membuka peluang usaha baru. “Kami berharap mesin ini bisa memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Gula tebu adalah salah satu komoditas yang dapat dikembangkan di wilayah ini, dan dengan alat ini, masyarakat dapat mengolah tebu dengan lebih efisien,” jelas Dr. Nurul.
Sementara itu, Ketua Pendamping Prof. Khasrad dari Universitas Andalas menjelaskan pentingnya alat deteksi abu merapi untuk keselamatan masyarakat. “Wilayah Nagari Bukik Batabuah berada di area yang rentan terhadap dampak abu vulkanik. Alat deteksi ini dapat memberikan informasi akurat terkait kualitas udara, sehingga masyarakat dapat mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan,” katanya.
Wali Nagari Bukik Batabuah, Bapak Firdaus menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih hibah tersebut. Ia berharap bantuan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat dan mendorong peningkatan kesejahteraan dan keselamatan warga. “Kerjasama antara akademisi dan masyarakat ini sangat penting, karena alat yang diberikan sangat bermanfaat, baik dari segi ekonomi maupun keamanan,” ujar Wali Nagari.
Kerjasama antara dosen FKG Baiturrahmah dan Universitas Andalas ini menunjukkan dedikasi perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam membantu masyarakat, khususnya di wilayah bencana.
Mereka berharap agar sinergi ini terus berlanjut, tidak hanya melalui hibah alat, tetapi juga melalui pendampingan dan penyuluhan yang berkesinambungan sebagaimana yang diharapkan dari program Kosabangsa. Program Kosabangsa adalah program pendanaan yang bertujuan untuk menjembatani kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Ekonomi).
Program ini diinisiasi oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Dengan adanya alat-alat ini, masyarakat Nagari Bukik Batabuah kini memiliki peluang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta menjaga kesehatan dan keselamatan dari potensi bahaya abu merapi.