Setelah selesai melaksanakan Audit Mutu Internal (AMI) ke Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) pada 28 dan 29 Januari 2019. Pusat Pengawas dan Penjaminan Mutu (P3M) Universitas Baiturrahmah (Unbrah) melaksanakan kegiatan yang sama kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) pada 6 dan 7 Februari 2019.
Dipusatkan di Gedung Rektorat Unbrah, AMI dilaksanakan oleh P3M melalui 3 Auditor yakni Ira Suryanis, SST, M.Keb, Hendri Devita, SKM, M.Biomed, dan drg. Intan Batura Endo Mahata, MM. Kepala P3M Unbrah Prof. Dr. Ir. Novirman Jamarun, M.Sc mengatakan sama dengan di FKG penilaian AMI tetap mencakup pada delapan standar. Kedelapan standar tersebut yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar dosen dan tenaga berpendidikan, standar pengelolaan pembelajaran, standar sarana dan prasarana, dan standar pembiayaan.
Meskipun demikian khusus FKM, upaya meningkatkan jumlah mahasiswa yang dinilai masih minim. Sasarannya FKM Unbrah dapat menjadi yang pertama di antara kampus swasta lainnya dalam menggaet mahasiswa setelah penerimaan masuk jalur negeri. Sebagai contoh bila mahasiswa gagal lulus di FKM Unand, FKM Unbrah dapat mengambil kesempatan tersebut.
Secara fasilitas FKM Unbrah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana penunjang. Di samping itu dukungan Yayasan Pendidikan Baiturrahmah yang konsisten dalam mengembangkan studi bidang kesehatan dapat menjadi faktor penguat ke arah tersebut. Setidaknya untuk wilayah LLDikti X, FKM Unbrah mampu terdepan meraih mahasiswa bidang tersebut. Hal lain yang perlu dikedepankan yakni ijazah di Unbrah ditandatangani oleh rektor dan dekan, akreditasi B serta pengalaman yang telah 20 tahun. Tinggal saja upaya promosi dari Unbrah untuk mendapatkan mahasiswa di FKM dengan target 2 lokal di tahun 2019.
Kepala P3M menambahkan AMI bagi Prodi Kesehatan Masyarakat kali ini juga sebagai pre-akreditasi sebelum melakukan re-akreditasi yang dimulai April 2019 mendatang.
Bagi kampus P3M, menjadi tolok ukur kemajuan dari institusi tersebut. Seperti di UGM Yogyakarta yang cukup maju juga memiliki lembaga penjamin mutu yang maju. Untuk itu kegiatan AMI harus konsisten dilaksanakan dengan baik oleh institusi.
Sementara itu Dekan FKM Sri Oktarina, SKM., MKM mengatakan adanya AMI akan membantu pengembangan fakultas dan program studi ke depan. Dengan dinilainya delapan standar tersebut akan terlihat setiap kekurangan dan kelebihan yang bisa disempurnakan sebelum penilaian akreditasi.
Khusus untuk FKM, saat ini tengah fokus pada penguatan sarana prasarana khususnya laboratorium serta peningkatan jumlah mahasiswa. Harapannya hasil AMI dapat memberikan masukan pada penguatan beberapa sektor tersebut.
Kegiatan AMI itu juga diikuti oleh Pimpinan, dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan FKM.