Program Studi Radiologi, Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang menggelar Seminar Daring dengan tema “Perlindungan Radiografer dari Aspek APD dan Peningkatan Daya Tahan Tubuh Pada Masa Pandemi Covid-19” pada Sabtu 25 Juli 2020 melalui platform Zoom.
Dalam seminar online itu menghadirkan Ketua PARI Cabang Kota Semarang sekaligus Radiografer RSUP Dr. Kariadi Semarang Dwi Adi Setyawan, S.ST. Dan juga menghadirkan Dekan Fakultas Vokasi Unbrah Prof. Dr. Amri Bakhtiar, M.S, DESS, Apt.
Dalam pemaparannya Dwi Adi Setyawan menjelaskan tentang Alat Pelindung Diri Radiografer dalam penanganan pasien Covid-19.
Dwi Adi menyebutkan tentang pengertian APD hingga persiapan pengendalian Covid-19 oleh radiografer yang bekontak langsung di lapangan dengan pasien.
Dalam penjelasan APD Dwi Adi memaparkan pengertian APD sebagai perangkat alat dalam melindungi tubuh namun bersifat eksternal dan harus memenuhi standar dan keamanan. Artinya dalam memilih APD perlu diperhatikan beberapa hal.
Beberapa prinsip katanya, antara lain harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik, seperti Covid melalui kontak langsung atau percikan yang disebut droplets. Kemudian berat APD harus ringan serta memberikan kenyamanan bagi pemakainya. Selain itu tidak mudah rusak dan tidak membatasi gerak.
Hal lain yang dijelaskannya yakni tahap-tahap perlindungan diri bagi radiografer. Dalam hal ini terbagi atas empat tahapan yakni pengendalian administratif, pengendalian lingkungan, pengendalian teknis, dan pemakaian APD.
Intinya kata Dwi Adi tahapan tersebut harus diperhatikan dengan baik agar dalam penanganannya dapat terhindar dari paparan Covid-19
Selain memaparkan tentang APD bagi radiografer, Pengurus PARI pengda Jawa Tengah juga membagikan tips dan trik bagi radiografer saat melakukan scan terhadap pasien Covid-19 atau pasien lain namun saat pandemi Covid-19
Jika Dwi Adi memaparkan perlindungan tubuh secara eksternal, Prof. Amri Bakhtiar lebih fokus pada peningkatan daya tahan tubuh terhadap serangan virus atau perlindungan secara internal.
Dalam hal ini tema yang diangkat mantan Guru Besar Farmasi Unand itu tentang Pemanfaatan Tanaman Herbal dan Aroma Terapi Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Pada Masa Pandemi Covid-19.
Dalam hal ini Prof Amri menyebutkan beberapa tanaman herbal yang dapat menjadi nutrisi ketahanan tubuh tersebut. Antara lain kunyit, jahe, temulawak, beras kencur yang bermanfaat untuk memperkuat imun atau kekebalan dalam tubuh.
Kemudian ada sambiloto yang pernah dijadikan obat dalam mengurangi epidemi influenza di India pada tahun 1919. Kemudian ada pegagan yang digunakan untuk immuno stimulant untuk otak, serta jeruk-jerukan yang mengandung flavonoid hesperiden yang dapat dibuat sebagai teh immunomodulator.
Selain asupan nutrisi, menjaga ketahanan tubuh juga dapat dilakukan melalui aromaterapi khususnya minyak atsiri. Fungsinya dapat menghilangkan atau mengurangi stress yang menurunkan daya tahan tubuh.
Sebagai contoh saat menghirup minyak kayu putih dapat meregangkan pernapasan. Secara psikologis saat mencium aroma harus seperti itu akan membuat tubuh lebih segar dan bugar.
Beberapa bahan untuk aromaterapi lainnya yakni melati, kenanga, kulit manis, nilam, cengkeh, cendana, dan mawar.
Rektor Unbrah Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim mengapresiasi kegiatan ini dan harapannya bermanfaat bagi Radiografer dalam melaksanakan tugasnya.
Di akhir kegiatan dilaksanakan tanya jawab dengan peserta yang berjumlah lebih kurang 400 orang dan berasal dari seluruh daerah di Indonesia seperti NTT, Sulawesi Utara, Kalimantan, Jawa dan daerah lain di Sumatera.
Kegiatan ini dimoderatori dosen Radiologi Untoro Eri Saputro dan di jelang penutupan dilaksanakan foto bersama kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.