dr. Mursyid Bustami saat mempresentasikan materinya.

Universitas Baiturrahmah menggelar kuliah umum perdana untuk mahasiswa yang baru diterima masuk pada 2020 dengan menghadirkan Direktur RS Pusat Otak Nasional (PON) dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, MARS yang dilaksanakan secara daring melalui media ZOOM pada Sabtu 3 Oktober 2020.

Kegiatan ini dipandu oleh dosen sekaligus dokter di Universitas Baiturrahmah dr. Yuri Haiga Sp.N dan mengambil tema bahaya narkoba dan konten porno.

Dalam pemaparannya dr. Mursyid Bustami yang juga merupakan putra asli Minangkabau menjelaskan alur paparan narkoba atau konten porno saat memasuki tubuh hingga dampaknya kemudian bagi tubuh.

dr. Mursyid Bustami membagi pada tiga tahap yakni tahap sensasi, persepsi dan adiksi. Dikatakan sensasi saat zat psikotropika digunakan kemudian rasa dan komponen zat di dalamnya bereaksi dan kemudian rangsangannya diterima otak.

Peserta Kuliah Umum.

Rangsangan ini yang kemudian diterima otak dan menjadi sebuah sensasi atau deteksi otak terhadap zat tersebut. Kemudian bila sensasi ini akan diolah oleh otak menjadi sebuah pemahaman tertentu atau persepsi. Apabila rangsangan narkoba ini kuat dan pada akhirnya menguasai otak maka menjadi adiksi atau kecanduan.

Menurut dr. Mursyid Bustami adiksi atau kecanduan akan berdampak pada keharusan dipenuhi kembali kebutuhan. Ada kemungkinan bila tidak dipenuhi berdampak pada reaksi tubuh akibat kecanduan seperti sakaw bagi pengonsumsi putau.

Saat kembali diberikan asupan zat tersebut persepsi otak yang sudah adiksi kembali tenang dan reaksi tubuh terlihat kembali seperti normal.

Slide presentasi dr. Mursyid Bustami.

Adiksi ini tidak hanya terjadi pada pengonsumsi narkoba, orang yang senang pada konten porno dan seksual juga dinilai mengalami alur serupa dalam otaknya. Termasuk juga orang yang kecanduan bermain game.

Menurutnya orang yang mengalami adiksi terhadap game hampir sama dengan adiksi narkoba dan konten porno. Secara psikologis akan mengganggu dari perubahan perilaku seperti mudah tersinggung atau mudah marah terlebih bila kebutuhannya tidak terpenuhi.

Untuk itu kata dr. Mursyid Bustami mahasiswa sebagai generasi muda yang rentan pada adiksi tersebut untuk dapat memahami sejak dini gejala kecanduan tersebut. Harapan ke depan dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan.

Kegiatan ini dihadiri semua mahasiswa baru dari lima fakultas dan 10 program studi lebih kurang 600 orang.

Di akhir kegiatan mahasiswa diberi kesempatan untuk berdialog interaktif dengan dr. Mursyid Bustami.