Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unbrah melaksanakan kegiatan seminar secara daring atau Webinar dengan tema “Strategi Membangun Budaya Mutu Menuju Kampus Merdeka di Era Pandemi Covid-19” pada Rabu 17 Juni 2020.
Kegiatan Webinar ini melibatkan banyak perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di sebagian wilayah Indonesia, khususnya bidang penjaminan mutu di kampusnya masing-masing.
Dalam Webinar ini menghadirkan tiga narasumber dengan materi yang berbeda yakni Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie sekaligus Fasilitator SPMI Nasional Dr. Hisar Sirait, MA, Ketua LP3M Unand Prof. Dr. Henny Lucida, Apt , dan Ketua LP3M Unbrah Prof. Dr. Ir. Novirman Jamarun, M.Sc.
Kegiatan ini diawali dengan kata pengantar dari Rektor Unbrah Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S. Dalam sambutannya Rektor menyampaikan harapan usai webinar ini semua kampus di Indonesia tetap dapat berkembang dan maju serta tidak terlalu terbawa arus akibat pandemi Covid-19.
Menurut Rektor semenjak empat bulan lalu Pandemi di Indonesia tentu telah mengubah tatanan sistem pendidikan tinggi di Indonesia, dan ini sedikit banyak mempengaruhi kinerja pengembangan kampus.
Dengan adanya webinar ini kampus dapat kembali bangkit dan mulai menata sistem kembali. Tujuan kampus dalam membina dan mengembangkan mahasiswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat berjalan.
Dengan tatanan normal baru yang dikenalkan Kemenkes selanjutnya diadopsi oleh Kemendikbud dengan adanya kuliah daring hingga semester berikutnya juga perlu menjadi bahan diskusi untuk menemukan solusi dan kiat tertentu dalam kesuksesan pembelajaran.
Sementara itu Dr. Hisar Sirait lebih menekankan pada pentingnya perubahan adaptasi yang dilakukan semua civitas akademika mulai dari mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan di tengah wabah Covid-19.
Seperti dalam hal pembelajaran, perubahan sistem dari Luring atau luar jaringan menjadi daring atau dalam jaringan akan mempengaruhi berbagai aspek dalam mutu pembelajaran tersebut.
Sudah seharusnya kampus mencarikan formulasi yang tepat untuk mengisi perubahan sistem, agar mutu yang telah dibangun sebelum pandemi tetap terjaga.
“Tidak hanya pembelajaran, penelitiand dan pengabdian juga perlu dicarikan formulasinya agar standar mutunya masih terjaga” ujar Dr. Hisar yang dua kali menjadi tutor pelatihan Audit Mutu Internal (AMI) di Unbrah pada 2019 lalu.
Semisal kata Hisar, pada pengabdian masyarakat yang beberapa waktu terakhir menjadi polemik karena sulitnya dibanding hal pengajaran atau penelitian.
Dia mencontohkan di kampusnya yang juga di LLDikti wilayah II yang telah menyepakati beberapa poin untuk pengabdian masyarakat. Pertama pengabdian masyarakat secara daring dapat dilakukan dengan membuat video tutor atau pengajaran berupa hasil penelitian kemudian disiarkan ke masyarakat kemudian potensial meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat. Kedua, melalui video conference dengan melakukan pelatihan dan disaksikan masyarakat.
Hanya saja kata Dr. Hisar hal ini membutuhkan beragam syarat dan ketentuan seperti keterangan dari pihak pemerintah sebagai lokasi pengabdian masyarakat, printscreen foto kegiatan, dan ketentuan lainnya,.
Hal lain yang dipaparkan Dr. Hisar terkait produktivitas kinerja civitas akademika, usai adanya WFH dan sekarang kembali WFO dan masih ada yang di rumah tentu harus ada bukti konkret dari capaian kinerja.
“Ini kaitannya dengan mutu kinerja, jadi instansi perlu membuat monitoring dan evaluasi yang tepat,” kata dia.
Senada dengan Dr. Hisar, Kepala LP3M Unand Prof. Dr. Henny Lucida, Apt mengatakan dalam hal beradaptasi dengan sistem dan tatanan yang baru tentu diperlukan inovasi dan inisiasi dari masing-masing instansi.
Dia mencontohkan di Unand yang setelah diberlakukan pembatasan sosial, semua dosen dan sebagian besar pegawai bekerja dari rumah.
Meskipun demikian setiap fakultas membuat monitoring dan evaluasi dari kinerja tersebut yang dilaporkan per harinya.
Kemudian dalam hal pengajaran, Unand menggunakan banyak platform dengan mempertimbangkan kebutuhan mahasiswa.
“LP3M sendiri melakukan evaluasi sistem pembelajaran seperti itu dan hasilnya telah dilaporkan kepada civitas akademika” ujar Guru Besar Fakultas Farmasi Unand itu.
Sementara itu meneruskan kedua narasumber, Kepala LP3M Unbrah Prof. Dr. Ir. Novirman Jamarun, M.Sc menekankan sistem pembelajaran di tatanan normal baru ini bukan hanya disosialisasikan saja namun juga perlu komitmen menjalankannya.
Sebab katanya sesuai artinya New Normal mengajarkan adaptasi, dengan demikian adaptasi terhadap sistem yang baru termasuk SPMI juga harus segera dilaksanakan.
“Mengingat bagi yang dapat adaptif terhadap perubahan, potensial akan bertahan,” kata Prof Novirman pada kata akhir penutupnya.
Webinar ini dihadiri lebih dari 200 orang dan dimoderatori oleh Sekretaris LP3M Unbrah Ira Suryanis, S.ST, M.Keb.