Program kegiatan mengedukasi masyarakat sekaligus diskusi terkait antisipasi penyebaran wabah Covid-19 melalui layanan daring atau webinar yakni “Mamaga Nagari dari Wabah Covid-19” yang diinisiasi oleh Universitas Baiturrahmah kembali dilaksanakan dengan Pemkab Agam dan Pemkab Pesisir Selatan, Selasa 21 April 2020.
Kegiatan ini melibatkan unsur Forkopimda di Agam, Pesisir Selatan dan Sumbar serta lembaga dan akademisi. Melalui sistem diskusi webinar terbuka Rektor Unbrah Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan untuk mengantisipasi dua hal penting yang saat ini tengah terjadi di Sumbar. Antara lain terus meningkatnya orang yang terinfeksi virus di Sumbar serta gelombang kedatangan perantau dari berbagai wilayah ke daerah di Sumbar.
Ini menjadi kegiatan yang kedua digelar Unbrah setelah sebelumnya pada 18 April 2020 dengan Pemkab Padangpariaman beserta Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Tujuan tetap sama untuk menyosialisasikan sekaligus tukar pemikiran tentang penanganan Covid-19 pada lintas sektoral hingga ke daerah.
Sama seperti pertemuan sebelumnya, moderator masih tetap Staff Ahli Rektor Unbrah Drs. Eka Trio Effandilus, M.Si dan menghadirkan tiga narasumber yang sama yakni Direktur Umum, SDM dan Pendidikan RSUP M Djamil Padang Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM yang memaparkan tentang “Aspek Preventif dan Edukatif Satgas Covid di Nagari”.
dr. Dovy menjelaskan tentang perlu adanya satgas Covid-19 di Kecamatan hingga Nagari yang ada. Nantinya dalam satgas tergabung forkopimnag , yang memiliki peranan antara lain pencatatan data warga, pemberian informasi kepada warga hingga screening warga pendatang.
Kemudian narasumber yang kedua yakni Direktur Utama Rumah Sakit Pendidikan Unand Dr. dr. Yevri Zulfikar, Sp.B, Sp.U yang menyampaikan tentang “Apa yang harus dilakukan oleh seseorang berstatus PPT, ODP, OTG dan PDP”. Dosen FK Unand tersebut menjelaskan ciri-ciri PPT, ODP, OTG dan PDP. Dari empat kondisi pasien itu, dia mengingatkan OTG atau orang tanpa gejala menjadi yang paling diwaspadai membawa virus. Terlebih bila bersangkutan berasal dari luar daerah atau wilayah endemik Covid-19. Untuk itu perlu antisipasi awal dan kewaspadaan bagi Pemda untuk mendata kemungkinan adanya OTG dari warga pendatang.
Sementara satu narasumber lain yang berasal dari tuan rumah Unbrah yakninya dr. Rendri Bayu Hansah, Sp.PD FINASIM yang menjelaskan tentang “Mengenal Perilaku dan Bahaya Covid-19”. Dalam hal ini Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran tersebut memaparkan rentetan tahap saat seseorang terinfeksi Covid-19. Termasuk menjelaskan pentingnya APD untuk mencegah tertularnya virus.
Selain tiga narasumber tersebut, kegiatan ini juga diikuti oleh Bupati Agam Dr. Indra Catri, Polda Sumbar, MUI Sumbar, Kecamtan dan Nagari di Agam serta Pesisir Selatan dan akademisi serta mahasiswa.
Pada sambutan di awal acara Bupati Agam Indra Catri mengapresiasi kegiatan ini dan berharap rekomendasi dan informasi yang muncul dari kegiatan ini segera dapat diadopsi oleh daerah.
“Sebab kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada pimpinan di daerah tentang kesamaan visi dan misi dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 di Sumbar”.
Selain Bupati, Ketua MUI Sumbar Buya H. Gusrizal Gazahar, Lc, M.Ag juga menyampaikan kepada bahwa untuk bersama melawan Covid-19 dengan tetap beribadah khusyuk di rumah saja. Menurut Buya, wabah ini telah tercantum dalam hadist dan Al Qur’an dan menjelaskan saat itu muncul untuk tetap menghindar dan diam di rumah. Terlebih saat bulan Ramadhan , warga tidak memaksakan diri datang ke masjid bila wabah masih terjadi. Sebab seorang Rasulullah dan Nabi lain selalu berusaha menghindari bahaya dan ancaman meski telah dijamin dalam Syurga.
“Sedangkan kita yang tidak memiliki jaminan apapun mau angkuh dengan tetap ke masjid meski wabah melanda, ini perlu jadi introspeksi diri” ujar Ketua MUI Sumbar.
Di akhir sambutan Buya Gusrizal menekankan pentingnya beristighfar dan selalu disiplin mengikuti arahan pemerintah seperti menjaga jarak dan bersama memutus rantai penyebaran Covid-19.
Sedangkan Polda Sumbar mengimbau warga di Sumbar saat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tetap menjalankan instruksi yakni tetap di rumah dan bila sangat penting keluar rumah dengan menggunakan masker.
Di samping itu dalam hal kendaraan , warga pengendara mobil dibatasi boleh mengangkut 50 persen dari kapasitas kendaraan. Bahkan motor tidak.dibenarkan berboncengan kecuali pengendaran.merupakan keluarga dan satu alamat.
Di akhir sesi dilaksanakan tanya jawab dan beberapa Wali Nagari menyampaikan aspirasinya seperti minimnya tenaga medis hingga masih perlunya sosialisasi intensif dari PSBB di daerah.