Salah seorang tenaga kependidikan Universitas Baiturrahmah (UnbraH) atas nama Rahmad Hidayat, S.ST menjadi salah satu penerima penghargaan Pemuda Pelopor Sumbar 2019 yang diberikan pada momen Sumpah Pemuda , Senin 28 Oktober 2019.
Rahmad Hidayat yang merupakan perwakilan Kota Padang memperoleh peringkat kedua dalam bidang Inovasi Teknologi di bawah Firdaus, S.Pt yang mewakili Kota Solok dan di atas Afdhal Zikri Alreza dari Kota Pariaman di Peringkat ketiga.
Pria kelahiran Duri Riau 25 tahun silam ini dapat mengkonversi alat musik tradisional Minang Talempong konvensional menjadi elektrik atau listrik. Sehingga prinsip kerjanya bukan lagi dipukul lalu nyaring bunyinya namun seperti drum yang menggunakan listrik.
Dalam hal ini bahan yang digunakan untuk membuat buah talempongnya bukan lagi menggunakan kuningan keras namun hanya terdiri dari busa, karet, dan kain jok.
Karena menggunakan sistem sensor, alat talempong listrik iniĀ sebagaimana drum elektrik, penggunaanya dapat digunakan dengan tangan atau stik.
Menurut Rahmad, secara biaya pembuatan alat talempong listik ini jauh lebih efisien dibanding alat talempong biasa. Meskipun demikian kata Rahmad tetap perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dari penemuannya tersebut.
Pencapaian ini melengkapi prestasi yang didapat Rahmad sebagai salah satu duta pemuda di Sumbar. Sebelum ini, pria yang pernah menjadi salah satu surveyor Litbang Kompas tersebut meraih beragam penghargaan di sektor kepemudaan.
Rahmad yang kini menjadi pegawai bidang Kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran Unbrah pernah mengenyam pelatihanĀ Forum Indonesia Muda di Cibubur pada 2015, kemudian sejak 2015 hingga saat ini rutin turut serta dalam kegiatan pemuda nasional seperti Jambore Pemuda Indonesia.
Prestasi terakhir yang mengantarkannya meraih peringkat kedua pemuda pelopor Sumbar 2019 yakni menjadi peringkat ketiga pemuda pelopor Kota Padan 2019.
Lulusan Prodi Teknik Elektro, Universitas Negeri Padang tersebut berharap capaian ini dapat mengantarkannya menjejaki pencapaian mantan Ketua KNPI Sumbar yang kini Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran.
BEM Vokasi Unbrah Gelar Kuliah Umum Sumpah Pemuda Ke-91
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Vokasi Unbrah menggelar kuliah umum dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda Ke-91 yang dipusatkan di Auditorium Kampus Unbrah Aie Pacah, Selasa 29 Oktober 2019.
Pada kegiatan pertama BEM semenjak dilantik pada Minggu lalu menghadirkan narasumber salah satu mahasiswa berprestasi Sumbar Mey Hanum Sahef.
Dengan tema “Menjadi Pemuda Penggerak Bukan Hanya Sekedar Penggertak”, mahasiswa Universitas Negeri Padang menyampaikan pemikirannya tentang pemuda Indonesia saat ini.
Menurutnya pemuda Indonesia saat ini kurang sopan dalam berpakaian dan cenderung teradopsi dari luar. Kemudian etika sopan santun yang berlandaskan agama mulai hilang. Serta perilaku yang jauh dari berbagai norma.
Hal lain yakni dengan kemajuan teknologi, pemuda Indonesia terbawa arus sehingga memiliki wadah yang sempit untuk pengembangannya. Akibatnya kepribadian yang mengutamakan kepentingan sosial tereduksi menjadi kepribadian yang mementingkan diri sendiri.
Fenomena lain yang paling “Gress” di tengah anak muda saat ini yakni minimnya literasi. Bahkan kata Hanum, ada penelitian yang memaparkan bahwa pemuda Indonesia hanya membaca buku per tahunnya. Jelas ini sebuah gejala yang amat berbahaya terutama di kalangan pemuda.
Sebab bila dibandingkan pemuda dulu, yang selain kaya literasi juga kuat dalam nasionalisme. Bahkan modal tersebut memberikan keyakinan kepada Presiden Pertama RI Soekarno untuk melemparkan “quotes” yang menggemparkan dunia.
“Beri Kami 10 pemuda yang cinta tanah air, maka akan kami guncang dunia” ujar Hanum saat menirukan pernyataan Soekarno puluhan tahun silam.
Menurut Hanum, penguatan literasi ini harus menjadi perhatian bagi pemuda yang memang ingin maju dan berkembang. Saat ini tentu tidak hanya buku, masih ada platform lain yang bisa digunakan untuk penguatan literasi tersebut.
Di akhir sesi Mey Hanum menjawab setiap pertanyaan yang muncul dari mahasiswa.
Sementara itu pada kegiatan itu juga mahasiswa Vokasi yang diwakili oleh Wakil Gubernur BEM Vokasi Lily Andaya Putri menyampaikan isi Sumpah Pemuda yang diucapkan kelompok pemuda Indonesia pada 1928 silam.
Selain itu Dekan Vokasi Prof. Dr. Amri Bakhtiar, M.DESS, Apt mengapresiasi atas pelaksanaan kuliah umum oleh BEM tersebut.
Menurutnya ini menjadi bentuk kepedulian dari BEM dalam memperingati perjuangan pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Harapannya setelah ini pemuda dapat lebih aktif dan nasionalis.
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan piagam kepada Mey Hanum oleh Dekan Vokasi dan sesi foto bersama.
Rahmad Hidayat yang merupakan perwakilan Kota Padang memperoleh peringkat kedua dalam bidang Inovasi Teknologi di bawah Firdaus, S.Pt yang mewakili Kota Solok dan di atas Afdhal Zikri Alreza dari Kota Pariaman di Peringkat ketiga.
Pria kelahiran Duri Riau 25 tahun silam ini dapat mengkonversi alat musik tradisional Minang Talempong konvensional menjadi elektrik atau listrik. Sehingga prinsip kerjanya bukan lagi dipukul lalu nyaring bunyinya namun seperti drum yang menggunakan listrik.
Dalam hal ini bahan yang digunakan untuk membuat buah talempongnya bukan lagi menggunakan kuningan keras namun hanya terdiri dari busa, karet, dan kain jok.
Karena menggunakan sistem sensor, alat talempong listrik iniĀ sebagaimana drum elektrik, penggunaanya dapat digunakan dengan tangan atau stik.
Menurut Rahmad, secara biaya pembuatan alat talempong listik ini jauh lebih efisien dibanding alat talempong biasa. Meskipun demikian kata Rahmad tetap perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dari penemuannya tersebut.
Pencapaian ini melengkapi prestasi yang didapat Rahmad sebagai salah satu duta pemuda di Sumbar. Sebelum ini, pria yang pernah menjadi salah satu surveyor Litbang Kompas tersebut meraih beragam penghargaan di sektor kepemudaan.
Rahmad yang kini menjadi pegawai bidang Kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran Unbrah pernah mengenyam pelatihanĀ Forum Indonesia Muda di Cibubur pada 2015, kemudian sejak 2015 hingga saat ini rutin turut serta dalam kegiatan pemuda nasional seperti Jambore Pemuda Indonesia.
Prestasi terakhir yang mengantarkannya meraih peringkat kedua pemuda pelopor Sumbar 2019 yakni menjadi peringkat ketiga pemuda pelopor Kota Padan 2019.
Lulusan Prodi Teknik Elektro, Universitas Negeri Padang tersebut berharap capaian ini dapat mengantarkannya menjejaki pencapaian mantan Ketua KNPI Sumbar yang kini Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran.
BEM Vokasi Unbrah Gelar Kuliah Umum Sumpah Pemuda Ke-91
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Vokasi Unbrah menggelar kuliah umum dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda Ke-91 yang dipusatkan di Auditorium Kampus Unbrah Aie Pacah, Selasa 29 Oktober 2019.
Pada kegiatan pertama BEM semenjak dilantik pada Minggu lalu menghadirkan narasumber salah satu mahasiswa berprestasi Sumbar Mey Hanum Sahef.
Dengan tema “Menjadi Pemuda Penggerak Bukan Hanya Sekedar Penggertak”, mahasiswa Universitas Negeri Padang menyampaikan pemikirannya tentang pemuda Indonesia saat ini.
Menurutnya pemuda Indonesia saat ini kurang sopan dalam berpakaian dan cenderung teradopsi dari luar. Kemudian etika sopan santun yang berlandaskan agama mulai hilang. Serta perilaku yang jauh dari berbagai norma.
Hal lain yakni dengan kemajuan teknologi, pemuda Indonesia terbawa arus sehingga memiliki wadah yang sempit untuk pengembangannya. Akibatnya kepribadian yang mengutamakan kepentingan sosial tereduksi menjadi kepribadian yang mementingkan diri sendiri.
Fenomena lain yang paling “Gress” di tengah anak muda saat ini yakni minimnya literasi. Bahkan kata Hanum, ada penelitian yang memaparkan bahwa pemuda Indonesia hanya membaca buku per tahunnya. Jelas ini sebuah gejala yang amat berbahaya terutama di kalangan pemuda.
Sebab bila dibandingkan pemuda dulu, yang selain kaya literasi juga kuat dalam nasionalisme. Bahkan modal tersebut memberikan keyakinan kepada Presiden Pertama RI Soekarno untuk melemparkan “quotes” yang menggemparkan dunia.
“Beri Kami 10 pemuda yang cinta tanah air, maka akan kami guncang dunia” ujar Hanum saat menirukan pernyataan Soekarno puluhan tahun silam.
Menurut Hanum, penguatan literasi ini harus menjadi perhatian bagi pemuda yang memang ingin maju dan berkembang. Saat ini tentu tidak hanya buku, masih ada platform lain yang bisa digunakan untuk penguatan literasi tersebut.
Di akhir sesi Mey Hanum menjawab setiap pertanyaan yang muncul dari mahasiswa.
Sementara itu pada kegiatan itu juga mahasiswa Vokasi yang diwakili oleh Wakil Gubernur BEM Vokasi Lily Andaya Putri menyampaikan isi Sumpah Pemuda yang diucapkan kelompok pemuda Indonesia pada 1928 silam.
Selain itu Dekan Vokasi Prof. Dr. Amri Bakhtiar, M.DESS, Apt mengapresiasi atas pelaksanaan kuliah umum oleh BEM tersebut.
Menurutnya ini menjadi bentuk kepedulian dari BEM dalam memperingati perjuangan pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Harapannya setelah ini pemuda dapat lebih aktif dan nasionalis.
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan piagam kepada Mey Hanum oleh Dekan Vokasi dan sesi foto bersama.