Universitas Baiturrahmah (Unbrah) kembali menggelar Kajian Dhuha di Masjid Baiturrahmah Sabtu 5 Oktober 2019 dengan narasumber ustadz Dr. Syofyan Hadi, M.A, M.Hum.
Kajian yang diambil ustadz yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol mengupas kandungan kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Bukhari tentang adab makan dan makan adalah ibadah.
Menurut Ustadz makan jangan dijadikan sepele akibat ketidak tahuan lagi adab makan, sebab itu merupakan ibadah. Sebagaimana Surat Bayyinah ayat 5, yang artinya tidak satupun yang diperintah Allah kecuali itu bernilai ibadah.
Dalam Al Qur’an banyak disebutkan tentang makan. Itu sebabnya Makan itu indah sepanjang mengikuti aturan yang diajarkan nabi dan Al Qur’an .
Pada hakikatnya Allah memerintahkan makan karena berkaitan dengan Iman.
Sebagaimana dalam surat Al Baqarah 172 yang salah satunya menyebutkan Hai orang yang beriman makanlah yang baik-baik.
Artinya kualitas iman juga seseorang diukur dari cara makan, makan bukan sekedar mengisi perut saat lapar. Di sinilah perbedaan adab makan orang kafir dan mukmin seperti dalam QS.Ahmad 12. Kalau orang kafir kalau makan seperti binatang ternak.
Sedangkan orang beriman memiliki adab sebelum, saat dan sesudah makan serta makan bersama.
Ada 7 adab sebelum makan pertama, hendaklah memperhatikan kehalalan dan kebaikan makanan tersebut. Harus pikirkan halal tapi harus baik sebab Alasannya ibadah dipengaruhi dengan apa yang kita makan. Bila terlalu kenyang juga membuat otak tidur.
Adab kedua mencuci tangan, makan dengan tangan. Salah satu sebab dalam tangan ada bakteri pembusuk, dapat dirasakan karena kulit indera perasa.
Ketiga meletakkan makan di atas lantai, sunnahnya letaknya di lantai, keempat memilih posisi duduk dan jangan diubah posisi makan, agar makanan masuk kenyang. Tidak boleh sambil makan bertelentang kata nabi. Kelima, hendaklah berniat makan untuk meningkatkan kekuatan untuk ketaatan ibadah, bukan untuk berlezat-lezat makanan.
Kemudian keenam puas dengan makanan yang ada dan jangan mencari yang tidak ada, ketujuh memperbanyak tangan untuk makan, makan bersama ada keberkatan.
Hanya saja adab ini berlaku saat kondisi damai dan tenang. Akan berbeda bila dalam kondisi perang yang mengharuskan makan cepat karena ancaman serangan musuh.
Intinya makan adalah ibadah dan amat berpengaruh pada kinerja dan usaha. Semisal anak yang baik berarti diberikan makan yang baik juga sebaliknya.
Kegiatan ini dihadiri seluruh mahasiswa baru Unbrah, dosen dan tenaga kependidikan.