Pakar bidang halal dunia sekaligus guru besar Indonesia asal Universitas Islam Internasional Malaysia Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc membagikan pengalaman dan pengetahuannya terkait riset yang berkaitan dengan halal food di Universitas Baiturrahmah Padang Selasa 20 Agustus 2019.
Prof Irwandi menyampaikan beberapa hasil riset dan membagikan tips untuk melaksanakan riset dengan sukses kepada Puluhan dosen Unbrah.
Peraih King Faisal Prize 2018 tersebut menyampaikan hasil penelitian yang terkait makanan halal dan industri halal di dunia. Prof Irwandi sendiri meraih King Faisal Prize karena dinilai konsisten dalam melakukan inovasi dan riset tentang halal.
Bahkan salah satu faktor yang meyakinkan Raja Salman, Raja Saudi memberikan penghargaan yang setara Nobel itu, yakni keterlibatannya dalam riset Islami di Arab Saudi.
Koordinator Riset di kampusnya tersebut juga memaparkan perbandingan antara riset halal di dunia dan Indonesia. Menurutnya Indonesia perlu lebih intensif dalam menggalakkan riset penelitian terkait halal bukan semata memunculkan regulasi semata.
Sebab saat ini istilah halal bukan semata pada jenis makanan atau pangan namun dalam hal kosmetik, wisata, teknik, bahkan subtansi dan ekonomi.
Terlebih Indonesia yang memiliki muslim hingga 200 juta jiwa, tentu sudah sebaiknya riset halal banyak dilakukan di Indonesia.
Di samping memaparkan riset halal, Prof Irwandi juga menjelaskan tips meneliti. Menurutnya meneliti harus dengan passion dan hati. Dengan begitu Raihan jurnal terindeks bukan lagi sesuatu yang berat.
Terpenting fokus dan juga selalu mempertimbangkan impact atau dampak terhadap masyarakat dari hasil riset kita. Bahkan di Malaysia setiap akan mengajukan penelitian salah satu indikator yang diutamakan yakni dampak atau sasaran penelitian.
Prof Irwandi menambahkan saat ini semua inovasi yang muncul dan semua barang yang dihasilkan sangat berkaitan dengan riset. Jangan semata-mata sebagai pasar saja, namun juga produsen yang menguasai pasar. Sebagaimana bidang halal yang seluruh dunia juga kini melakukan penelitian ke arah itu.
Menurut Prof Irwandi yang ahli Bioteknologi tersebut banyak negara yang dulu kurang mengutamakan penelitian saat ini menjadi peneliti anda, semisal Korea dan Malaysia.
Dalam kegiatan tersebut juga Prof Irwandi yang datang atas nama Simposium Cendekiawan Kelas Dunia (SCKD) menjelaskan tiga isu tentang halal. Pertama terkait bahan baku, kedua proses dan ketiga pemasaran dan analisis kontennya.
Sementara itu Rektor Unbrah Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S mengatakan sangat langka adanya kehadiran Prof. Irwandi Jaswir yang cukup sibuk. Harapannya kata Rektor, dosen dapat menambah kelilmuan tentang halal dan riset luar negeri.
Dengan ini di masa depan, dosen peneliti Unbrah lebih termotivasi dan semangat dalam melakukan riset dan penelitian.
Sementara itu Prof Irwandi Jaswir merupakan bagian dari kegiatan Diaspora Indonesia yang juga melibatkan lebih 60 kampus pendidikan tinggi.
Prof Irwandi bersama diaspora lainnya berkunjung ke 60 kampus di Indonesia pada 20 hingga 21 Agustus 2019.